Kemarin, Saya
sedang berbuka puasa dengan seorang rekan. Dia mengundang Saya untuk singgah ke
rumah dia. Saya memenuhi permintaanya karena memang sudah lama sekali Saya
tidak pernah berkunjung kembali ke rumah dan bertemu dengan keluarganya.
Saya mendapati
memang rumah yang sangat sederhana dan keluarga yang sangat harmonis. Rekan
saya memiliki 3 orang anak dan ada 1 pembantu. Saat itu saya merasa sungkan
sekali berbuka di rumahnya karena khawatir malah membebankan dia. Saya lugas
saja menjelaskan kekawatiran Saya itu ke rekan saya ini. Saya bilang akan
sangat merepotkan pasti bagi dia untuk menerima Saya dan Istri saya berbuka
puasa karena pasti akan mengeluarkan pengeluaran ekstra dimana rekan saya ini
Saya tahu pendapatannya terbatas dan hidupnya berkecukupan. Saya ingin membantu
meringankan biayanya namun dia bilang jangan. Dia menceritakan setiap hari juga
ada sahabat dia atau istrinya atau tetangga yang suka berbuka puasa dirumahnya
jadi menurut dia ini bukan merupakan beban.
Saya heran…..
karena untuk kehidupan bulannya saja biasanya dia sangat berhitung pas-pasan.
Namun selama bulan puasa ini mengapa dia seakan mempunyai pendapatan lebih.
Saya kawatir bahwa dia akan menggunakan uang THR sebagai penunjangnya. Sambil
berbuka saya memberanikan bertanya kepada Dia dan saya cukup terperanjat dengan
jawabannya yang menginspirasi Saya untuk menulis ini.
Dia mengatakan
bahwa dia hanya butuh tidak lebih Rp. 100.000,- untuk berbuka puasa selama 1
bulan penuh. Saya heran dan menanyakan kok bisa? Dengan santainya dia menjelaskan
bahwa pada hari pertama dia membeli kelapa muda, mebuat es batu dan membeli sirup.
Tak lupa istrinya membeli gelas plastik dan sendoknya. Istrinya membuat es
kelapa dan ditaruh menjadi beberapa gelas. Untuk kebutuhan mereka 1 rumah,
mereka hanya butuh 6 gelas, sementara mereka membuat 20 gelas tambahan untuk
dijajakan. Istrinya menawarkan kepada tetangganya untuk membeli Es Kelapa
tersebut dengan harga hanya Rp. 3.000,- per gelas dan untuk 14 gelas yang
selalu habis karena memang Rp. 3.000,- memang menurut Saya murah, dia mendapat
uang hampir Rp. 50.000,- Bahkan hari-hari berikutnya juga sama. Dia buat kolak
dan lainnya sebagai variasi berbuka. Sementara modal beli kelapa hanya
Rp.10.000,- dan beli syrup, campuran selasih dan belewah serta gelas kalau
dirata-rata perhari rata-rata sampai Rp.10.000,-. Jadi modalnya hanya
Rp.20.000,- sampai Rp.30.000,- kalau pendapatannya Rp. 60.000,- maka ada uang
lebih setiap hari Rp.30.000,- untuk dia beli makanan berbuka bahkan makan
sahur.
Cerita ini
sangat luar biasa. Bahkan seingat Saya sewaktu dia ikut kelas Fun-nancial Saya
2 tahun yang lalu, dia belum se kreatif ini. Dan saya bangga bahwa
kreatifitasnya bisa membuat dia lebih hemat dan lebih bijaksana menggunakan
uangnya.
Irit bukanlah
pelit, namun bisa untuk menyiasati hal hal yang lebih menjadikan kita senang
untuk melakukannya. Apabila ada pertanyaan atau komentar atau bahkan
bertanya apakah ini, just post your
comment atau email saja ke henry.januar@gmail.com atau ke financial.tips.and.tricks@gmail.com
Apakah anda punya pendapat yang berbeda???
Selalu ada jalan yang menyenangkan belajar keuangan jika kita tahu Tips dan
Tricknya... It’s a Fun-nancial Tips and Trick.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar